Apa yang dilakukan oleh para pentolan pendukung KNPB
yang telah berhasil menyusup ke semua lini birokrasi maupun DPRD sering
memanipulasi dan berlindung dibelakang kalimat tersebut. Mengatas namakan warga
Papua mereka melakukan provokasi guna semakin memperkeruh suasana demi
kepentingan pribadi mereka, sekali lagi demi kepentingan pribadi mereka dan
bukan kesejahteraan warga Papua yang kini sedang menjadi prioritas utama.
Hal ini terlihat pada saat segelintir warga Papua
melakukan demo makar ternyata justru didukung dan dimanfaatkan oleh oknum
anggota DPRD Papua untuk melakukan orasi berisikan upaya menebarkan kebencian
terhadap istitusi negara yang lain, bahkan lebih ironis lagi ketika kendaraan
dinas Pemerintahan oleh mereka diperbantukan atau diijinkan untuk dipakai
sebagai alat angkut sebuah kegiatan yang
dikategorikan sebagai upaya menuntut pemisahan Papua dari Republik Indonesia.
Bagaimana mungkin sebuah tindakan yang dilarang oleh
undang-undang dan berpotensi menimbulkan konflik horisontal bagi sesama anak
bangsa di Papua dibiarkan begitu saja lantas siapakah yang akan
bertanggung-jawab atas kekacauan yang akan timbul akibat kegiatan tersebut,
maukah para anggota dewan yang terhormat tersebut bersedia untuk itu.
Keberadaan aparat birokrasi dan anggota dewan adalah
untuk memberikan kontribusi kongkrit bagi pembangunan serta kesejahteraan warga
Papua, bukankah saat ini adalah era otonomi dimana para pemimpin di daerah
harus lebih memperhatikan dan mengangkat derajat kesejahteraan rakyatnya dan
bukan justru melakukan pembodohan publik apalagi memanfaatkan warganya untuk
kegiatan yang bersifat negatif dan merugikan mereka sendiri.
Jabatan dan materi memang menggiurkan tetapi disitulah
seseorang diuji jiwa kepemimpinannya serta kenegarawanannya dalam menjalankan
roda pemerintahan di daerah dan bukannya memanfaatkan warganya untuk hal-hal
yang melanggar konstitusi lebih parah lagi mengorbankan mereka untuk
kepentingan pribadinya.
Ingatlah wahai para oknum anggota dewan, belajarlah
sejarah bahwa Papua adalah bagian Integral dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan itu adalah harga mati. Bukalah mata kalian bahwa warga Papua
sudah sangat cerdas sehingga tidak mudah untuk kalian manfaatkan dengan
semau-maunya. Semoga kalian kembali pada tugas pokok, yaitu menomor satukan
pembangunan Papua dan mensejahterakan warganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar