Kondisi perekonomian negara baru tersebut menjadi semakin hari kian terpuruk,
rakyatnya hidup dibawah garis kemiskinan bahkan lebih parahnya menjadi
negara termiskin di kawasan Asia. Stabilitas keamanan pun terganggu
dengan berbagai macam pemberontakan serta tingginya angka kriminalitas.
Kepentingan
pribadi menjadi salah satu faktor utama penyebabnya dan rakyat Papua
menyadari serta belajar dari hal tersebut. Beberapa oknum yang berdalih
memperjuangkan nasib Papua dengan berbagai macam cara justru
menjerumuskan rakyat Papua ke dalam jurang kehancuran.
Aksi-aksi
demonstrasi, pemogokkan hingga menyerukan perlawanan bersenjata justru
akan membawa rakyat Papua ke titik paling nadir dalam kehidupan mereka,
sedangkan para oknum tersebut tidak merasakan penderitaan yang dialami
rakyat Papua karena mereka hidup bersenang-senang di luar negeri.
Benny
Wenda sebagai salah satu tokoh penggerak separatisme di tanah Papua
hidup dengan glamour di Inggris, dimana rumahnya yang “katanya” untuk
markas pergerakan terletak di wilayah elit dan berharga milyaran rupiah.
Bisa dibayangkan bagaimana kehidupannya di luar negeri tersebut,
sedangkan rakyat Papua harus merasakan kesulitan dalam hidup akibat
terganggunya proses pembangunan disebabkan gerakan-gerakan separatis
yang dikoordinir serta dilakukan oleh para oknum semacam Benny Wenda.
Rakyat
Papua menginginkan kesejahteraan, pendidikan yang baik, hidup dalam
kedamaian, dan semua itu hanya bisa didapatkan dengan bersatu padu
bergandengan tangan dengan semua elemen mewujudkan stabilitas di tanah
Papua demi terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar