Cursor

Selasa, 03 Mei 2016

KESADARAN MASYARAKAT PAPUA


 
Mayoritas rakyat Papua telah belajar banyak dari pengalaman yang dialami Timor Leste pasca memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah memerdekakan diri dan menjadi Negara sendiri 17 Tahun lalu, kondisinya bukannya semakin membaik tetapi berbalik menjadi semakin tidak jelas.


Kondisi perekonomian negara baru tersebut menjadi semakin hari kian terpuruk, rakyatnya hidup dibawah garis kemiskinan bahkan lebih parahnya menjadi negara termiskin di kawasan Asia. Stabilitas keamanan pun terganggu dengan berbagai macam pemberontakan serta tingginya angka kriminalitas.

Kepentingan pribadi menjadi salah satu faktor utama penyebabnya dan rakyat Papua menyadari serta belajar dari hal tersebut. Beberapa oknum yang berdalih memperjuangkan nasib Papua dengan berbagai macam cara justru menjerumuskan rakyat Papua ke dalam jurang kehancuran.

Aksi-aksi demonstrasi, pemogokkan hingga menyerukan perlawanan bersenjata justru akan membawa rakyat Papua ke titik paling nadir dalam kehidupan mereka, sedangkan para oknum tersebut tidak merasakan penderitaan yang dialami rakyat Papua karena mereka hidup bersenang-senang di luar negeri.

Benny Wenda sebagai salah satu tokoh penggerak separatisme di tanah Papua hidup dengan glamour di Inggris, dimana rumahnya yang “katanya” untuk markas pergerakan terletak di wilayah elit dan berharga milyaran rupiah. Bisa dibayangkan bagaimana kehidupannya di luar negeri tersebut, sedangkan rakyat Papua harus merasakan kesulitan dalam hidup akibat terganggunya proses pembangunan disebabkan gerakan-gerakan separatis yang dikoordinir serta dilakukan oleh para oknum semacam Benny Wenda.

Rakyat Papua menginginkan kesejahteraan, pendidikan yang baik, hidup dalam kedamaian, dan semua itu hanya bisa didapatkan dengan bersatu padu bergandengan tangan dengan semua elemen mewujudkan stabilitas di tanah Papua demi terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar